Kamis, 20 Juni 2013

Bryophyta (Lumut)



Bryophyta (Lumut)

Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, kata bryum yang berarti lumut dan phyta artinya adalah tumbuhan.  Bryophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki pembuluh angkut.
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat – tempat yang basah.
            Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Ciri-ciri Bryophyta
a)      Memiliki habitat di daerah yang lembap.
b)      Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta ke cormophyta, karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
c)      Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
d)     Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel – sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel – sel mati yang besar – besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel – sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan
e)      Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, Rizoid tampak seperti rambut atau benang – benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam – garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang – kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
f)       Bryophyta belum memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem, sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
g)      Tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
h)      Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
i)        Dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit, yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu sporogonium.

Struktur Tubuh Bryophyta
Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas:
  1. Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
  2. Seta atau tangkai.
  3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora.
  4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
  5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
            Sporofit tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
Klasifikasi Bryophyta
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa klas, yaitu
  1. Klas Bryopsida / Musci (Lumut Daun)
Lumut daun banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian anntara generasi haploid dengan diploid. Sporofit padda umumnya lebih kecil, berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.

Klas bryopsida dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
1)      Ordo Andreaeales, contohnya: Andreaea rupestris dan Andreaea petrophila.
2)      Ordo Sphagnales (lumut gambut, untuk menyuburkan tanah), contohnya: Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum acutifolium.
3)      Ordo Bryales, contohnya: Funaria

  1. Klas Hepatocopsida / Hepaticae (lumut hati)
Tubuh lumut ini tipis serupa kulit, menempel diatas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah). Lumut banyak terdapat di permukaan dan dasar kolam.

Klas hepetocopsida /hepaticae dibagi menjadi 2 ordo, yaitu:
1)      Ordo Marchantiales
·         Famili Marchantiaceae : Marchantia geminata, Marchantia polymorpha.
·         Famili Ricciaceae : Riccia, Ricciocarpus.
2)      Ordo Jugermaniales, contohnya: Metzgeria, Plagiochila, Frulania.

  1. Klas Anthocerotopsida / Anthocerotae (Lumut Tanduk)
Mempunyai gametofit lumut hati. Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing-masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.
Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis, Anthoceros fusiformis.
Contoh-contoh Bryophyta



Polytrichum juniperinum






Pogonatum cirratum


Sphagnum sp.



Marchantia polymorpha




Anthoceros laevis




Reproduksi dari Bryophyta


            Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Ada 2 macam gametogonium, yaitu:
1)      Arkegonium
Arkegonium adalah gametogonium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
2)      Anteridium
Anteridium adalah gametogonium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri dari selapis sel – sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid – spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat
dua bulu cambuk.




Metagenesis Bryophyta

Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). 
Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan berjalan seperti semula.


Peranan dari Bryophyta dalam Kehidupan
a)      Bryophyta memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan yang lain.
b)      Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
c)      Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati.
d)     Lumut Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas, obat kulit dan mata.

 


Tidak ada komentar: